Mengenal Imam Bukhari, Sang Perawi Hadits

Dalam perjalanannya ke berbagai negri, Imam Bukhari bertemu dengan guru-guru terkemuka yang dapat dipercaya. Beliau mengatakan :

"Aku menulis hadits dari 1080 guru, yang semuanya adalah ahli hadits dan berpendirian bahwa iman itu adalah ucapan dan perbuatan".
Di antara para guru itu adalah :

  • Ali Ibn al-Madini
  • Ahmad Ibn Hanbal
  • Yahya Ibn Ma'in
  • Muhammad Ibn Yusuf al-Firyabi
  • Maki Ibn Ibrahim al-Balkhi
  • Muhammad Ibn Yusuf al-Baykandi
  • Ibn Rahawayh
Jumlah guru yang haditsnya diriwayatkan dalam kitab shahih sebanyak 289 guru. Sedangkan orang yang meriwayatkan hadits dari beliau jumlahnya sangat banyak, bahkan ada yang mengatakan jumlahnya mencapai 90.000 orang. Diantara sekian banyak muridnya yang paling menonjol adalah :
  • Muslim Ibn al-Hajjaj
  • Tirmidzi
  • Nasa'i
  • Ibn Kuzaimah
  • Ibn Abu Dawud
  • Ibrahim Ibn Mi'yal al-Nasafi
  • Hammad Ibn Syakir al-Nasawi
  • Mansyur Ibn Muhammad al-Bazdawi
Empat orang yang terakhir merupakan perawi hadits Imam Bukhari yang paling masyhur di antara perawi-perawi yang lain dari periwayatan Imam Bukhari.

1. Hafalan dan Kecerdasan
Kekuatan hafalan, kecerdasan, pengetahuan tentang perawi hadits dan ilatnya yang terdapat pada Imam Bukhari merupakan salah satu tanda kekuasaan dan kebesaran Allah swt. Imam Bukhari berkata :

"Saya hafal hadits di luar kepala sebanyak 100.000 hadits shahih dan 200.000 yang tidak shahih".

Keluasan pengetahuan dan kecerdasan Imam Bukhari sangat mengagumkan. Ketika tiba di Baghdad, ulama hadits berkumpul untuk menguji kemampuannya. Mereka mencampur aduk dan memutar balik sanad dan matan 100 hadits. Matan hadits satu diberi matan yang lain dan sanad hadits satu diberi matan yang lain. Sepuluh ulama tampil dengan masing-masing membawa sepuluh hadits, setelah selesai membacanya, Imam Bukhari mengatakan :

"Saya tidak mengetahui satu hadits yang anda baca tadi".

Sampai kepada penanya yang kesepuluh, Imam Bukhari tetap mengatakan hal yang sama. Hadirin yang tidak tahu, memastikan Imam Bukhari tidak akan mampu menjawabnya. Sedangkan para ulama saling mengatakan : "Hebat benar anak ini". Setelah penguji selesai membaca hadits-hadits itu, Imam Bukhari melihat penanya pertama dan berkata :

"Hadits pertama tadi yang benar isnadnya adalah begini".

Demikianlah Imam Bukhari menjawab satu per satu dari sepuluh hadits tersebut. Lalu beliau menoleh kepada penanya kedua sampai kesepuluh. Beliau menyebutkan hadits yang sudah diputarbalikkan itu, lalu membaca isnad dan matan hadits yang sebenarnya tanpa ada salah. Maka para ulama Baghdad menyatakan kekagumannya atas kecerdasan dan hafalan Imam Bukhari serta memberi gelar kepadanya "Imam Hadits".

Imam Bukhari pernah mengatakan : 
"Saya tidak akan meriwayatkan hadits yang ku terima dari sahabat dan tabi'in sebelum aku mengetahui tanggal kelahiran, hari wafatnya dan tempat tinggalnya. Aku juga tidak akan meriwayatkan hadits mauquf dari sahabat dan tabi'in kecuali ada dasarnya yang ku ketahui dari kitabullah dan sunah Rasul saw".

2. Pujian Ulama
Karena keluasan ilmu dan kekuatan hafalannya, maka para guru, kawan dan generasi sesudahnya memujinya. Seorang pernah bertanya kepada Qutaibah Ibn Sa'id tentang Imam Bukhari, maka jawabannya sangat mengagumkan yaitu :

"Saya telah berjumpa ahli hadits, ahli ra'yi, ahli fiqh, ahli ibadah dan orang zuhud namun saya belum pernah bertemu dengan orang yang seperti Muhammad Ibn Isma'il al-Bukhari".

Abu Bakar Ibn Khuzaimah mengatakan :
"Di kolong ini tidak ada ahli hadits yang melebihi Muhammad Ibn Ismail".

Abu Hatim ar-Razi berkata :
"Khurasan belum pernah melahirkan seorang yang melebihi Bukhari. Di Irak pun tidak ada yang melebihi darinya".

Al-Hakim menceritakan dengan sanad lengkap bahwa Imam Muslim yang menulis kitab Shahih Muslim datang dan mencium di antara kedua mata Imam Bukhari seraya berkata :
"Guru, biarkan aku mencium kedua kakimu, engkaulah imam ahli hadits dan dokter penyakit hadits".

Sanjungan dari generasi sesudahnya cukup diwakili oleh Ibnu Hajar al-Asqalani yang mengatakan :
"Seandainya pintu pujian dan sanjungan masih terbuka bagi generasi sesudahnya, niscaya kertas dan nafas akan habis. Karena ia bagaikan lautan yang tidak berpantai".

3. Sifat dan Ahlaknya
Badannya kurus, tingginya sedang dan kulitnya kecoklatan makannya sedikit, pemalu, pemurah dan zuhud. Hartanya banyak disedekahkan baik secara terang-terangan atau sembunyi, terutama untuk kepentingan pendidikan dan para pelajar. Beliau memberikan dana yang cukup besar kepada para pelajar. Beliau pernah berkata kepada para muridnya :
"Dalam sebulan, penghasilan saya 500 dirham. Semuanya untuk kepentingan pendidikan. Sebab, yang ada disisi Allah swt itu lebih baik dan kekal".

Imam Bukhari sangat berhati-hati dan sopan dalam berbicara, terutama dalam mengkritik para perawi hadits. Terhadap para perawi yang sudah jelas kebohongannya, beliau cukup mengatakan :
  • "Fiihi nadhaarun" artinya "Perlu dipertimbangkan".
  • "Taraakuhu" artinya "Perawi meninggalkannya".
  • "Sakatu 'anhu" artinya "Mereka tidak menghiraukannya".
Perkataan yang tegas terhadap perawi yang tercela adalah "Munkarul Hadits" artinya "Haditsnya diingkari". Meskipun beliau sangat sopan dalam mengkritik, namun beliau meninggalkan hadits dari perawi yang diragukan. Dalam hal ini Imam Bukhari mengatakan :
"Saya meninggalkan 10.000 hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dipertimbangkan dan juga meninggalkan hadits yang jumlahnya sama tau lebih karena menurut pandanganku perawinya dipertimbangkan".

4. Menghormati Ilmu
Memuliakan ilmu juga senantiasa menjaga agar ilmunya tidak direndahkan dan tidak dibawa-bawa ke tempat penguasa. Ketegangan yang terhadi di antara beliau dan Gubernur Bukhara, Khalid Ibn Ahmad az-Zuhali karena beliau menolak mengajar Khalid dan para putranya. Sifat seperti itu merupakan suatu sifat yang sangat terpuji para ulama rabbani yang tidak takut, kecuali kepada Allah swt dan tidak mau mengajar karena mengharap kemewahan dan kedudukan. Dalam sejarah Islam, banyak ulama bersikap seperti itu, terutama pada zaman keemasan Islam yang pertama (Bani Umayyah).

Semoga saja zaman keemasan Islam segera terwujud kembali....Amiiieeen...

5. Memanah
Belajar memanah sampai pandai, sehingga ada yang mengatakan bahwa sepanjang hidupnya hanya dua kali panah yang dilepas oleh Imam Bukhari meleset dari sasaran. Karena dilandasi oleh hadits Rasul saw yang menganjurkan kaum muslimin belajar memanah dan berperang. Tujuan Imam Bukhari belajar memanah adalah untuk persiapan memerangi musuh Islam dan mempertahankan diri dari kejahatan mereka. Sebaiknya, di samping dengan lisan, para ulama mempersiapkan diri untuk berjihad mempertahankan Islam. Sehingga apabila ada panggilan jihad, mereka menjadi pelopor pertama yang menghadapi musuh.

Dalam sejarah Islam, banyak sekali ulama yang menjadi pelopor jihad, seperti Izzudin Ibn Abdussalam dan Taqiudin Ahmad Ibn Taimiyah. Mereka memiliki andil besar dalam mengorbankan semangat berjihad untuk memilah yang haq dan yang batil.

6. Karya - Karya Imam Bukhari
Karya yang ditulis oleh Imam Bukhari itu jumlahnya cukup banyak, diantaranya :
  • Al-Jami'us Shahih
  • Adabul Mufrad
  • At-Tarikh as-Saghir
  • At-Tarikh al-Ausath
  • At-Tarikh al-Kabir
  • At-Tafsir al-Kabir
  • Al-Musnad al-Kabir
  • Kitabul I'lal
  • Raf'ul Yadain fi-Salah
  • Birrul Walidain
  • Kitabul Asyribah
  • Al-Qira'ah Khalfal Imam
  • Kitab ad-Du'afa
  • Asami' as-Sahabah
Karya lainnya adalah kitab Al-Kuna yang sebagian isi dari kitab tersebut sudah dicetak sebagian lagi masih berupa tulisan tangan. Sebagian lagi dikenal melalui sebagian ulama yang menukilnya. Yang paling terkenal dan beredar sepanjang masa adalah kitab Shahih Bukhari atau Jami'us Shahih.

Itulah biografi singkat dari seorang ulama kenamaan Imam Bukhari. Semoga dengan mengenal para ulama zaman dahulu akan memacu semangat kita hari ini untuk belajar ilmu-ilmu agama sekaligus ilmu-ilmu dunia sehingga umat Islam dalam mencapai apa yang telah dicapai oleh Rasul saw, Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah dan umat Islam lain yang telah mencapai kegemilangan ilmu di masa yang lalu dan kita dapat melebihi dalam ilmu pengetahuan mereka.... Amiiieeen....

 

Post a Comment

0 Comments